Buku sejarah sebagus manapun dicetak,
pada umumnya tetap kurang laku,
dengan kata lain,
manusia secara umumnya tak suka belajar dari sejarah.
Manusia dari zaman ke zaman tetap sama,
ibarat kita merasa sedang berlari,
tapi sebenarnya kita hanya berlari
di atas mesin treadmill,
dengan dinding permandangan yang berganti-ganti.
Kita merasa telah berlari kencang,
merentasi hutan, gunung dan pantai.
Yang sebenarnya kita lari setempat
dengan setting yang berubah-ubah.
Selalu ada orang 'GILA' yang akan tercatat dalam sejarah;
baik itu tinta emas, tinta platinum, tinta darah.
Selalu ada orang yang percaya
bahawa dia bisa mewujudkan pendamaian abadi,
atau menghilangkan kemiskinan dunia.
Ada juga yang percaya dia adalah penguasa dunia,
orang-orang yang haus kuasa,
dan cukup gila untuk percaya dia adalah Tuhan.
Ketahuilah bahawa yang terpenting bukan hanya;
'Bagaimana belajar sejarah' melainkan,
'Bagaimana belajar dari sejarah'
Pak Soekarno menegaskan,
'Jangan sesekali lupa sejarah.'
Cicero tokoh sejarah Romani berkata,
'Historia Vitae Magistra'
(Sejarah adalah guru kehidupan).
Castro seorang tokoh sejarah Kuba berteriak lantang,
'Historia Me Absolvera',
(Sejarah akan membebaskan aku).
Haruskah kita menyingkinrkan sejarah?
Bored with history?
Hated social scientific history?
Saya jatuh cinta dengan perkataan Kailukari yang saya jumpa dalam buku Pengembaraan Ibn Battutah. Bagi yang sudah khatam menelusuri buku ini, semestinya kamu tahu apakah Kailukari itu. Bukan sejenis kuih mirip donut. Bukan juga tergolong dalam spesis kari-kari sedunia.
Saya: